Senin, 21 April 2014

Perempuan di Bingkai Jendela


Di bingkai sebuah jendela, berdiri seorang perempuan. Dia memandangi pendar keemasan dari langit senja. Sebagian cahayanya menerobos masuk melalui kaca, menyepuh benda-benda di dalam ruang tamu berukuran 4x4 itu -tak terkecuali lelaki yang duduk di salah satu kursi- menjadi berkilau.
"Seberapa besar cintamu untukku?" Perempuan itu bertanya kepada sang lelaki, matanya tetap terpaku ke barat. Tempat langit dipenuhi burung walet yang bersiap memulai hari. Mencari makan.
"Sangat besar tentunya. Cukup besar untuk membuatku selalu kembali padamu" Lelaki itu memandang punggung sang perempuan dengan kekaguman yang tampak nyata. Matahari senja semakin menonjolkan kecantikannya. Siluetnya yang langsing semampai dipadu gesturnya yang anggun adalah kecantikan yang sulit ditandingi.
"Masih memikirkannya?" Setelah jeda yang cukup lama, akhirnya lelaki itu memberanikan diri untuk bertanya.
Sang perempuan mendesah. Tentu saja dia tak pernah henti memikirkan pria yang dulu pernah menjadi suaminya.
"Tidak selalu, tapi ya. Tentu saja aku masih memikirkannya" Dia memilih menjawab dengan jujur. Siapa yang bisa lupa begitu saja pada penghianatan? Walau maaf mudah saja terucap. Tapi luka hati, ia menganga teramat lebar. Tak kunjung terobat.
Sang lelaki menyesal telah membuka keran masa lalu. Kini sosok tegar di depannya menjelma rapuh.
Dihampirinya ambang jendela. Menyebelahi perempuan itu, dia tawarkan pundaknya. Sang perempuan lega, dia tak perlu pura-pura tegar. Disandarkannya kepalanya dan mereka berpdiri bersebelahan, berpelukan
Perlahan, jingga memudar berganti pekat. Diiringi suara adzan. Perempuan menutup tirai jendela. Ia menengok ke lelaki di sebelahnya. Tampan sekali, batinnya.
"Ayo bersiap, kau tentu tidak mau terlambat bukan?" Perempuan menatap lelaki di sampingnya. Ajakannya disambut anggukan.
"Apakah lamaranku akan diterima?" Ada khawatir, dan gugup di dada lelaki. Perempuan tersenyum, maklum
"Ibu yakin nak"
"Ibu tetap jadi yang nomor satu, selalu"
"Ibu tahu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar