Jumat, 24 Januari 2014

Hujan





aku hanya bisa menjangkaumu dengan ujung jemariku
Itupun hanya wujudmu yang mengembun di jendela
dinding ini membelenggu
padahal aku ingin berlari ke tanah lapang
merasakan derasmu di sekujur tubuhku

aku ingin menyambut panggilanmu
kau yang berteriak-teriak gaduh di genting rumahku
dinding ini membelenggu
padahal aku ingin berlari ke tanah lapang
mengahbiskan waktu berdansa denganmu

lalu kaupun bosan
suaramu semakin lirih..
kian lirih
lalu berhenti

secepat itu kau reda
tidak memberiku waktu menikmati alunan musikmu
meninggalkanku yang masih gigil oleh dinginmu

dan kaupun benar-benar reda
meninggalkan telaga kerontang di dada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar